Tantangan Mendidik Anak di Era Digital

Mendidik anak di zaman sekarang tidak bisa disamakan pola asuh yang diterapkan orangtua zaman dulu. anak-anak kini tumbuh dengan teknologi informasi yang luar biasa hebatnya. Peran orangtua sangat dibutuhkan membentengi anak dari pengaruh negatif teknologi, meskipun banyak pula manfaatnya. Orang tua tak perlu menjadi ahli teknologi untuk mendidik anak di era digitaln namun kehadiran orangtua untuk senantiasa mendampingi serta memonitor aktivitas yang mereka lakukan.

1. Komunikasi yang terbuka.
Orangtua hendaknya tidak terbatas pada melarang atau memberi instruksi kepada anak saja, tetapi juga sebagai pendengar dan memberikan solusi segala yang diungkapkan anak. Komunikasi sekarang ini kadang menjadi barang mahal. Berikan waktu dan komunikasikan secara terbuka apa saja yang belum pantas dilakukan atau dilihat anak, dengan kebijakan dalam menggunakan gadget. Komunikasi terbuka efektif membentengi anak dari pengaruh negatifnya.

2. Mengembangkan bakat anak dengan tekonologi
Manfaatkan teknologi untuk usaha mengembangkan bakat anak. Misalnya, memasak, menyannyi, atau menari, bisa memutar video tutorial yang bisa ditiru. Pada usia sekolah, anak bisa diajak untuk berkreasi membuat video yang kemudian diunggah ke akun sosial media. 
Prestasi belajar anak tidak cukup diselesaikan dengan rumus memperbanyak PR dan mengurangi jam nonton TV. Era digital membawa suasana baru yang berbeda dengan era saat orang tua mereka tumbuh dan berkembang. Teknologi akan terus berkembang dengan sangat cepat, bahkan melebihi kemampuan kita untuk mengikutinya. 

3. Monitor aktivitas anak
Batasi waktu untuk anak, dengan kesepakatan anak boleh menggunakan gadget dan lama waktu pemakaiannya. Selain itu, sepakati pula jenis konten yang boleh dan tidak boleh dilihatnya. Orang tuajuga perlu memonitor sahabat anak baik yang offline maupun online.
Orang tua perlu memonitor lingkungan permainan dan pergaulan anak, sehingga menjadi tahu keberadaan anak dalam lingkungan yang tepat atau tidak. Sangat berresiko jika anak lepas bebas, tanpa monitoring dari orang tua.

4. Teladan dan konsistensi
Anak adalah peniru yang ulung, berilah contoh baik untuk anak. Kesepakatan antara ayah dan ibu untuk penggunaan gadget dalam bentuk apapun, pada jam tertentu dimana anak sedang ketika anak membutuhkan perhatian orangtuanya. Konsistensi orang tua menjadikan anak mudah memahami aturan yang dibuat dan mencontoh yang dilakukan. Jika suasana rumah kondusif, akan memudahkan untuk mendidik karakter mereka. Tidak ada alasan bagi anak untuk menjauh atau memberontak, apabila mereka memiliki orang tua yang kuat, pintar, hangat serta bersahabat. 

5. Pendidikan moral sejak dini
Nilai-nilai moral yang diperoleh anak sejak kecil menjadi bekal baginya untuk membentengi diri dari pengaruh buruk lingkungan di sekitarnya. Hal awal yang diperlukan dilakukan orang tua dalam mendidik anak adalah menanamkan nilai kebenaran dan kebaikan kepada anak. Seiring pertambahan usia menjadi lebih dewasa, anak perlu mendapatkan penanaman nilai yang lebih lengkap dan terpadu.

6. Menjadi sahabat
Mendidik tidak mudah, jika orangtua terlalu ketat dapat membuat anak menjadi pribadi pemberontak, disisi lain terlalu membebaskan anak beresiko pada pengaruh negatif dan salah pergaulan. Peran orangtua mendampingi sangat penting untuk menerapkan kedisiplinan dengan membangun kesadaran. Orangtua perlu memposisikan diri sebagai ‘sahabat’ yang handal dan terpercaya oleh anak.

Hendaknya orang tua bersinergi positif dalam mendidik dan mengarahkan anak. Mendapatkan pengasuhan dari kedua orang tua secara utuh akan berpengaruh sangat positif terhadap perkembangan kejiwaan anak. Suami dan istri harus sejalan dalam mendidik anak, sejak dari visi, pola asuh, komunikasi, sikap dan penerapan aturan.







Comments